Get Gifs at CodemySpace.com

Kamis, 30 Juni 2011

Eksistensi Guru Kreatif dalam Pendidikan Karakter


“Guru yang baik terwujud dari hati.” (Barbara Dorff, guru sekolah lanjutan teladan dari texas) dan “Hal yang paling indah tentang mengajar adalah bahwa semakin banyak kita memberi, maka semakin banyak pula yang akan kita peroleh kembali.” (Richard Sprecher, guru teladan dari Montgomery Country, Maryland) (Fakhrudin, 2009:98). Bagimana dengan kita?
Guru menjadi kata kunci untuk mewujudkan pendidikan karakter. Guru sebagai orang yang dipercaya dan diteladani oleh murid harus memberikan contoh karakter yang kuat. Hal ini akan menjadi dasar yang kuat bagai seorang guru untuk membentuk karakter siswanya. Dengan demikaan, akan terwujud filosofi guru digugu (dipercaya) dan ditiru(diteladani). Akan tetapi apabila perilaku guru tidak dapat menjadi teladan bagi siswanya tetapi justru menjadi “tontonan” salah siapa?

Seorang guru harus mendidik. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang disamapaikan Santoso (1981:33, Hidayatullah, 2010:18) bahwa tujuan setiap pendidikan yang murni adalah menyusun harga diri yang kukuh-kuat dalam jiwa pelajar, supaya mereka kelak dapat bertahan dalam masyarakat. Selanjutnya dijelaskna pula bahwa pendidikan bertugas mengembangkan potensi individu semaksimal mungkin dalam batas-batas kemampuannya, sehingga terbentuk manusia yang pandai, terampil, jujur, tahu kemmapuan, dan batas kemampuannya. Merujuk pemikiran di atas, berarti pembentukan karakter dan watak menjadi salah satu tanggung jawab dan tugas seorang guru dalam mendidik peserta didiknya.
Mendukung pendapat di atas, Hidayatullah (2010:18) berpendapat bahwa guru yang memiliki makna “digugu dan ditiru” (dipercaya dan dicontoh) secara tidak langsung juga memberikan pendidikan karakter kepada peserta didiknya. Oleh karena itu, profil dan penampilan guru seharusnya memiliki sifat-sifat yang dapat membawa peserta didiknya ke arah pembentukan karakter yang kuat. Oleh karena itu, seorang guru harus menjadi teladan bukan sekadar memberi teladan dan menjadi contoh bukan sekadar memberi contoh.
Kesadaran menjadi guru kreatif dan berkarakter yang menjadi contoh dan teladan harus dimiliki oleh guru TK, SD, SMP/MTs, SMA/MA/K tanpa terkecuali. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut harus dilakukan secara bersama-sama antara dinas pendidikan, pemerintah, stakeholder pendidikan, dan semua elemen bangsa. Dengan duduk bersama para pemangku kepentingan pendidikan memikirkan kepentingan bangsa dan generasi penerus secara komit maka akan terwujud pendidikan karakter bangsa.
Dalam rangka pembentukan karakter guru ini, seorang dekan FKIP UNS, Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. telah menulis buku: (1) Guru Sejati: Membangun Insan Berkarkater Kuat dan Cerdas’ dan (2) Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa yang diterbitkan Penerbit Yuma Pustaka Surakarta. Dengan membaca kedua buku tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru dan dosen untuk menjadi guru dan dosen yang berkarakter kuat dan cerdas. Dengan demikian akan lahir guru-guru dan dosen-dosen kreatif, inovatif, cerdas, dan berkarakter kuat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar